Di sini, saya tidak akan membahas keadaan politik Indonesia, PSSI yang sedang bergejolak, atau Liga Champions Eropa, maupun liga Italy, di sini saya hanya ingin share aja. Setelah hampir 2 bulan saya di Jakarta, melihat, merasakan bahwa idealisme positif agak sulit di tengah realitas sistem di Indonesia, tapi di tengah-tengah itu saya msh percaya bahwa masih ada gerakan positif untuk merubah sistem ini. Semua berjalan perlahan-lahan, salah satu program yg sy apresiasi dan jika ada kesempatan, ingin mengikutinya adalah program dari Pak Anis Baswedan. Program untuk membangun pendidikan Indonesia lebih baik, saya mengingat hadits ini
"Siapa yg memudahkan urusan seseorang di dunia, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia & akhirat” (HR. Muslim)
Pada suatu hari di bulan Februari, saya agak terkejut ketika menerima email dari suatu gerakan yg sedang “concern” kepada pendidikan Indonesia. Tidak mengira saja, Alhamdulillah, bisa lolos juga. Padahal, aplikasi dan pengalaman yg saya miliki biasa-biasa saja, karena sy orang biasa aja. Gerakan pendidikan ini merupakan suatu kegiatan positif sebagai langkah awal perubahan pendidikan Indonesia lebih baik. “Setahun Mengajar, Setahun Menginspirasi”, sebuah jargon yg positif dari gerakan ini. Ibarat oase di padang pasir Indonesia, karena sistem pendidikan kita sedang mengalami masa “transisi”, sistem sering berubah di pusat, tp implementasi di daerah kurang.
Setelah menunggu beberapa hari , akhirnya hari H itu datang juga. Ketika itu , aku bangun jam 3 pagi, tapi akhirnya tidur lagi, karena saat itu Jakarta diguyur hujan deras. Pagi itu habis sholat shubuh, aku memutuskan untuk berangkat karena , malas aja kalo kejebak macet, dan parahnya saya belum tahu lokasinya. Lokasinya tertulis Menara Energi, belakang Graha Niaga, tp sampai pagi itu, sy juga belum tahu lokasinya, sy pasrahkan kepada Allah saja. Ketika itu saya memutuskan naik “ burung biru” ke lokasi karena pertimbangan tidak tahu jalan di Jakarta, he,..he…Saya tidak mengira ternyata cepat sekali sampai di sana jam 5. 30 pagi. Jakarta , saat itu masih gelap, sy ketemu pak satpam aja “ wah mas,anda kepagian niy, silakan tunggu di dalam”. Ketika melihat menara energy atau (Energy Tower) itu, tinggi sekali, baru pertama kali sy lihat dan lokasi di lantai 22.
Ketika itu saya masuk ke ruang lobby, duduk sambil membaca buku hampir 1,5 jam. Ketika menunggu, saya belum kenal siapapun di sana, ruangannya aja belum tahu. Tepat jam 7.15, saya melihat 2 orang teman yg masuk lift, sy prediksi mereka peserta IM , ternyata benar, mereka peserta IM dan alumni UGM juga, mbak nisa FIB angk 2004 dan mbak icha 2005 FEB. akhirnya , kami naik sampai lantai 22. Di lantai 22, tempat lokasi tes, awalnya sy hanya melihat beberapa orang saja.salah satunya saya ketemu teman dari ITB, mas sufi,seorang entrepreneur yang habis touring dari Malaysia. Kami bincang2 nyambung karena beliau dari geofisika ITB, tidak berapa lama kemudian berdatangan peserta IM,dan ternyata hanya ada 3 lelaki dari 21 orang pada kloter terakhir ut periode 2, padahal sy lihat di jadwal ada beberapa.
Senang rasanya bisa bertemu dengan teman2 yg hebat dari UI, ITB, Unpad, UGM, dan lain-lain. Saat mahasiswa, saya berharap bisa mendapat momen itu di PIMNAS, tp sy blm bisa lolos, tapi sekarang akhirnya bisa terkabul di kegiatan ini,Alhamdulillah. Saya bertemu dengan orang2 hebat di sesi ini. Ada seseorang yg sudah menunda S2 ke belanda dan kesempatan jadi volunteer di UN(PBB) demi memenuhi panggilan hati. Ada yang bekerja di konsultan hukum terkenal dan bank asing terkenal di Indonesia, rela mengikuti panggilan hatinya. Saya juga menemukan teman-teman dari UI yang sudah “ concern” dengan pendidikan anak2 melalui kegiatan sosial setelah mereka lulus. Ada juga mahasiswa UGM, yg pernah mengikuti program pertukaran pelajar ke korea, yang menceritakan kegiatan backpacker dan keinginannya membangun pariwisata Indonesia. Ada juga wartawan republika, ada juga seorang dosen muda dari Brawijaya, maupun teman2 lain yang ingin berjuang untuk menjadi Pengajar Muda (PM) demi sebuah panggilan hati ingin membangun pendidikan Indonesia ini lebih baik, Insya Allah.
Semua memiliki impian positif, saya merasa berada dalam kumpulan orang-orang yang senantiasa memiliki harapan untuk menjadikan Indonesia lebih baik, baru kali ini saya rasakan stlh hampir 2 bulan ini dijakarta. Tes itu dimulai dari sesi tes tertulis-perkenalan diri-FGD-problem solving-teaching simulation-interview. Di tes tertulis, seperti tes psikotes , tentang cara bersikap terhadap sesuatu hal. Perkenalan diri, ketika itu sy lebih ingin bercerita mengenai motivasi diri saya, kenapa ikut kegiatan ini, banyak cerita seru tentang teman2 juga. Ketika FGD, saya benar-benar diajak lagi berpikir sistematik, agak lupa emang, coz. Udah hampir 7 bulan lulus, he..he..Saya hanya mengambil dari pengalaman ketika KKN UGM dulu, bagaimana cara pemecahan masalah. Diskusi yang menarik. Ketika Problem Solving. Sebenarnya materi ini kayak materi anak ekonomi dan teknik industry, coz tentang perusahaan, tp saya kerjakan semampu saya, Alhamdulillah, sy menyelesaikan dalam 2 lembar saja (karena saat itu sy hy berpikir point2 saja), eh ternyata teman2 malah berlembar2, mereka emang hebat. Pemikiran ketika jd mhs teknik dulu terbawa juga, saya selalu memberi point2 saja kalo problem solving, he..he..
Di simulasi mengajar, wah benar-benar, suasananya kayak di SD, sy benar2 sulit menguasai keadaan kelas, tp y just for fun, tp banyak pelajaran kok, tp kesimpulan, lebih sulit mengajar anak SD daripada mengajar GPS, he..he..Di Interview, saya bertemu dengan bu dina, hampir sekitar 1,5 jam berjalan. Alhamdulillah, Allah pernah memberi kesempatan saya untuk mendapat pelajaran dari KKN UGM, PKM UGM, dan proyek listrik desa(LISDES) DIY . Dari ketiga momen terbaik, saya itulah, sy menjawab smua pertanyaan, karena bagi saya momen2 itulah ketika saya bisa berinteraksi dengan masyarakat langsung, memahami mereka. Satu lagi , motivasi saya adalah sosok kakek saya yang seorang guru yang sederhana dari purworejo. Beliau adalah inspirasi saya ketika mengikuti kegiatan ini. Tidak lupa mama dan bapak, yang senantiasa mendidik saya dan saudara2ku akhirnya sampai jenjang sarjana, perjuangan mereka dari bawah, adalah inspirasi bagi saya. Congratulation for my sister, anggi, smg bisa jadi dokter yang amanah,goodluck juga buat my brother, mas Adi.
Dari keseluruhan tahapan, apapun hasilnya, siapapun yang terpilih semua adalah terbaik dari-Nya. Saya sadar saya bukan siapa2 ketika di antara teman2 yang hebat itu,saya salut dengan semangat dan passion teman-teman untuk “concern” ke pendidikan Indonesia. Mereka menunda ambisi pribadi, demi kebermanfaatan bagi orang lain, subhanallah. Jika Allah memberi kesempatan, Insya Allah, saya siap dengan hidayah dan petunjuk-Nya. Saya sadar perubahan sistem tidak mungkin bisa berjalan ekstrim tapi sedikit demi sedikit, layaknya kegiatan Mengajar ini. Program ini mungkin akan terlihat efeknya dalam tempo 10 tahun ke depan, Insya Allah, karena masih ada generasi muda Indonesia yang ingin negaranya lebih baik “gemah ripah loh jinawi” serta istiqomah. Saya selalu terinspirasi Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wassalam dan para sahabat terutama dengan Umar bin Abdul Aziz, salah satu tokoh reformasi terbaik yang dimiliki Islam. Ya ini share , dari saya saja, merasakan spirit yang luar biasa dari teman-teman, ini mungkin menjadi assessment terbaik yg pernah saya ikuti. Alhamdulillah, tetaplah berjuang generasi muda Indonesia, kepedulian terhadap sesama akan membuat kita bersatu untuk lebih maju, Insya Allah.
Al Faqir Illallah
Febrian Wahyu Hersanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar