Bismillahirrahmanirrahim
Akhirnya
setelah hampir 10 bulan g nulis, hari ini saya coba menuliskan sedikit
pengalaman baru, tantangan baru di pekerjaan baru serta lingkungan baru. Mumpung
Lebaran haji ini blm pulang ke Jawa, Lebaran di Bengkulu
Awalnya semua
diawali ketika diklat maraton 3 bulan yang dimulai bulan Februari 2013 di
Bogor. Ada banyak pelajaran, kenangan, dan pengalaman melalui 3 diklat plus
pelatihan fisik dan mental selama 1 minggu di camp TNI di Bogor. Suatu sistem
penerimaan baru dengan sistem diklat yang baru. 3 bulan diklat ibaratnya “
mengumpulkan chakra” yang sempat hilang.
Sebenarnya
kalo mau cerita tentang diklat ini butuh banyak episode mungkin, tapi pada
intinya sangat bermanfaat, terutama setelah saya turun bekerja di lapangan.
Mari kita lanjut, akhir bulan Mei, akhirnya rangkaian diklat selesai, dan
alhamdulillah bisa lulus dengan baik. Akan tetapi, tidak butuh berapa lama
istirahat di kota tercinta karanganyar, selisih 5 hari, tepatnya tanggal 2 Juni
2013, saya bersama 2 teman , Bayu, dan Mbak Nita, berangkat ke Kota Bengkulu.
Kami bertiga penempatan di Kota Bengkulu.
Yap,
awalnya pas mau berangkat dari Adisucipto DIY, berat rasanya, tapi karena
dikuatkan oleh Bapak Ibu, dan , adik,
akhirnya semua terasa ringan, Alhamdulillah. Bengkulu, kota yang asing bagi
saya pribadi, Cuma bisa lihat profilnya di peta dan internet. Di kota ini pun,
saya tidak memiliki kenalan siapapun. Untuk ke kota ini, dari Yogyakarta harus
transit di Jakarta dulu baru ke kota Bengkulu.
Dari
Soekarno Hatta ke Fatmawati , ya, Fatmawati adalah nama bandara di Kota
Bengkulu. Bandara ini tidak terlalu luas, mirip bandara di DIY, tapi agak sepi
karena intensitas penerbangan g sepadat di Jawa. Sesampai di sini, ada saudara
Bayu, Bu Yuli dan putranya Andre yang menjemput kami di Bandara. Akhirnya
sementara, saya dan mbak Nita tinggal di tempat Bu Yuli, setelah itu selang 2
minggu kami tinggal di kos masing-masing.
Keluarga
Bu Yuli sudah kami anggap keluarga sendiri, ibaratnya induk semang di kota yang
asing ini. Setelah masuk ke Kantor selang 2 minggu setelah menunggu
administrasi, kami bertemu dengan pak Kepala Kanwil. Kebetulan, bapak tersebut
memberikan wejangan-wejangan dulu. Seperti ceritanya yang dulu pernah bertugas
di Papua. Di kalimat terakhir , saat memberi wejangan, Beliau meminta kami
membantu project legalisasi aset di daerah Kabupaten Bengkulu. Yap, karena
masalah SDM yang minim secara kuantitas, akhirnya kami diminta jadi “buser”
dulu di daerah untuk membantu penyelesaian project Redistribusi Tanah di
Kabupaten Kaur (Perbatasan dengan Provinsi Lampung).
Ketika
mendapat wejangan dari Pak Kakanwil dan perintahnya, saya sempat kaget juga,
baru melihat kota bentar, langsung ke daerah yang jaraknya hampir 120 km dari
kota bengkulu, sekitar 5-6 jam dari kota Bengkulu. Selang satu hari, Saya dan
bayu langsung berangkat ke lokasi. Kaur merupakan kabupaten pemekaran dari Kota
Bengkulu terletak paling selatan Provinsi Bengkulu. Transportasi ke sana rata2
mobil travel saja, bus antar provinsi jarang.
Perjalanan
via mobil melewati daerah pinggir pantai serta kadang melewati hutan dan
perkebunan. Ketika pertama kali datang di Kantor kaur, langsung tancap gas,
lembur sampai pagi karena ada target pelaporan dan penyelesaian di akhir bulan
Juni yang terkenal dengan sebutan B6 (40 persen) sertifikasi evidence selesai.
Alhamdulillah, setelah seminggu lembur2, akhirnya selesai juga target yang
awalny kantor ini hanya 35 persen , bisa mencapai 50 persen di detik-detik
deadline. Semua rekan-rekan di kantor ini telah bekerja keras siang malam. Kebetulan
di kantor ini, pegawai hanya sedikit di
tiap seksi, tapi volume project ini cukup banyak, tapi alhamdulillah masih bisa
jalan di tengah keterbatasan SDM.
Sumber air di kantor ini juga belum stabil,
hanya mengandalkan sumur, kebetulan jika tidak hujan seminggu maka air akan
mengering. Daerah perkantoran di Kaur masih dalam pengembangan untuk air
PDAMnya. Di belakang kantor juga masih terlihat view pemandangan hutan.
Di kaur ini, saya menemukan
beberapa tempat wisata, yang mantap, subhanallah.
Pantai Linau plus Dermaganya
Pantai Laguna
Pantai Wai Hawang
Uniknya, warna air laut hijau
agak kebiru-biruan plus ada pasir putihnya
Di Bengkulu Selatan juga ada
pantai pasir Bawah
Di kota Bengkulu, paling menarik
adalah Pantai Panjang yang terdapat sport center, lintasan jogging dan sepeda
di pinggir pantai, exciting sekali. Apalagi menikmati Sunset di pantai panjang
ini , keren lah, setara dengan Pantai di bali dan lombok
Ada
satu pengalaman unik di Kaur ini, ketika saya dan teman-teman survey di hutan
bareng pak kepala, kemudian karena ban mobil bocor, akhirnya turun dari hutan
ke arah kantor naik truk fusso, he..he..Untuk pertama kalinya, saya juga survey
pengembalian batas membantu pengadilan di jalan. Di kaur juga daerah masih
alami, sempat melihat burung elang langsung, masih banyak babi hutan, monyet,
sapi , dll. Bahkan yang unik di sini, satpol PP tugas utamanya berubah dari
menertibkan PKL menjadi menertibkan sapi liar di jalanan he.,.he..kebetulan di
sini sapi – sapi banyak berjalan di jalan-jalan utama terutama di Kota
Bintuhan.
Setelah
hampir 4 bulan bertugas di Bintuhan , Kaur, kami akhirnya ditarik kembali Ke
Kota Bengkulu, karena kantor kota juga membutuhkan kami pada akhir September.
Tepat pada saat UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria), resmi kembali ke kantor
kota. Akan tetapi, karena kami masih satu badan (pesan pak kepala), kami tetap
diminta membantu project sertifikasi di Kaur sampai selesai, dan alhamdulillah
bisa berjalan keduanya dengan cukup seimbang. Pengalaman 4 bulan membantu di kaur yang
cukup menarik bagi saya, saya juga baru di provinsi ini, sempat mengalami denied in self problem,adaptasi baru yang harus cepat,
dan beberapa keterbatasan, Alhamdulillah,semua bisa dijalani dengan baik.
Di camp kontrakan pun pekerjaan tetap berlanjut dengan semangat he..he..
Ya
, sekarang mulai adaptasi lagi dengan lingkungan baru di kota yang pasti banyak
tantangannya. Kota Bengkulu cukup menarik secara view alamnya, sebenarnya ada
beberapa lagi tempat wisata selain di atas, masih ada air terjun di curup, dan
lain-lain. Bengkulu masih jadi provinsi yang masih terus berkembang ke
depannya. Mungkin itu sedikit sharing cerita dan pengalaman saya mengawali
sebuah new’s life di Bengkulu, Kota Rafflesia. Semoga bermanfaat Insya Allah.
Regards
Febrian Wahyu H
Bengkulu, 13-10-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar