Entri Populer

Senin, 19 November 2012

http://muslimah.or.id
Apa yang Mereka Dendamkan Terhadap
Negeri Haramain ?
Oleh :: Syaikh Muhammad Musa Al-Nasr
hafizhahullah
Banyak sekali orang yang dengki dan
dendam dengan Biladul Haramain (Negeri
Dua Tanah Suci), Kerajaan Arab Saudi.
Mereka mencela dan menghujatnya
dikarenakan pemerintah yang menjalankan
negeri ini adalah suatu kaum yang mereka
sebut dengan nama ”Wahhabi”.
Tentu saja mereka merasa dendam, dengki
dan marah kepada Wahhabi, karena mereka
tidak bisa tenang melaksanakan kesesatan
dan kebid’ahannya, apabila dakwah
wahabiyah ini masih ada.
Untuk menciptakan tanfir (larinya manusia
dari kebenaran), mereka membuat istilah-
istilah bid’ah, menyematkan istilah ‘wahhabi’
kepada siapa saja yang menyerukan tauhid
murni, tidak hanya sampai di sana, mereka
fitnah dan buat kedustaan atas negeri ini.
Di lain fihak, atas ulah sebagian oknum yang
terdidik dengan jiwa terorisme dan khawarij,
mereka mengaku-ngaku sebagai pengikut
dakwah Syaikhul Islam Muhammad bin
’Abdul Wahhab, namun mereka melakukan
takfir, irhab, tafjir dan tadmir di negara-
negara muslim atapun negeri kafir. Sehingga
akhirnya Biladul Haramain pun dicap
sebagai negerinya sarang teroris. [Abu
Salma]
*********
Syaikh Musa Nashr hafizhahullahu berkata ::
Allah telah menjadikan negeri Makkah dan
Madinah sebagai tempat yang aman hingga
Hari Kiamat, semenjak Allah memerintahkan
kepada kekasih-Nya nabi Ibrahim 'alaihis
salam agar mengumumkan kepada manusia
untuk menunaikan ibadah haji, mereka
datang ke Baitul Haram (Ka’bah) dari segala
penjuru negeri, sebagaimana Allah
berfirman :
“Dan berserulah kepada manusia untuk
mengerjakan haji, niscaya mereka akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan
mengendarai unta yang kurus yang datang
dari segenap penjuru yang jauh, supaya
mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi
mereka.” [Al-Haj : 27]
Dan Allah berfirman sembari memberi
nikmat kepada penduduk Negeri Haramain:
“Dan apakah Kami tidak meneguhkan
kedudukan mereka dalam daerah Haram
(tanah suci) yang aman, yang didatangkan
ke tempat itu buah-buahan dari segala
macam (tumbuh-tumbuhan).” [Al-Qashas :
57]
Demikianlah firman-Nya:
“Maka hendaklah mereka menyembah
Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang
telah memberi makanan kepada mereka
untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari ketakutan.” [Al-
Quraisy : 3-4]
Pelajaran dalam ayat itu diambil dari
keumuman lafadh, (dan) bukan dari
kekhususan sebab, walaupun sebagian ayat
ini turun pada kaum musyrikin Makkah,
hanya saja ayat ini mencakup kepada
penduduk Makkah hingga Hari Kiamat.
Demikianlah Allah berkehendak untuk
rumah-Nya agar senantiasa menjadi tempat
dengan kedamaian dan keamanan, agar
orang yang berhaji, berumrah dan orang
yang berkunjung datang ke negeri itu
dengan tanpa merasa takut dan gelisan.
Akan tetapi (kaum Khawarij modern) para
da’i dan penyeru peledakan tidak ingin
suasana seperti itu terjadi, tetapi yang
mereka inginkan adalah kegoncangan
keamanan Negeri Al-Haramain. Mereka
melanggar ayat-ayat dan hadits-hadits yang
memperingatkan akan larangan mengganggu
kaum muslimin, menakut-nakuti dan
membunuh mereka ! Maka, bagaimanakah
jika hal itu (yaitu mengganggu, menakut-
nakuti dan membunuh kaum muslimin)
terjadi di bumi yang paling suci dan paling
mulia di muka bumi ini, yaitu Negeri
Makkah yang aman dan daerah sekitarnya ?!
Allah berfirman:
“Dan siapa yang bermaksud di dalamnya
melakukan kejahatan secara zalim, niscaya
akan Kami rasakan kepadanya sebahagian
siksa yang pedih.” [Al-Haj : 25]
Sesungguhnya hanya sekedar berniat
melakukan kejahatan di Makkah adalah
sebuah kejahatan dan dosa yang besar,
maka bagaimanakah dengan mereka yang
menumpahkan darah yang haram di negeri
Al-Haram ?
Bagaimanakah halnya orang yang
meletakkan dan menaruh senjata dan bahan
peledak dalam tumpukan mushaf Al Qur-an,
dan menyangka bahwasanya hal ini adalah
jihad dan pengorbanan ?
Sesungguhnya orang-orang yang dhalim itu,
yang berusaha membuat kerusakan di
Negeri Al Haramain (Saudi Arabia) dan
negeri Islam lainnya, pada hakikatnya
mereka itu adalah orang-orang yang
berkhidmat (pada) musuh-musuh Islam dari
kalangan Yahudi dan Nashara serta seluruh
musuh-musuh Islam, karena musuh-musuh
Islam itu bergembira dan menabuh
genderang, bahkan menari-nari ketika
gangguan menimpa Negeri Islam, khususnya
Negeri Islam, yang memelihara dan menjaga
Makkah dan Madinah, negara yang
menyebarkan aqidah Tauhid di Negeri Arab
dan selain negeri Arab.
Maka, kenapa penyerangan yang keji ini
dilakukan dari dalam dan dari luar, atas
Negeri Al Haramain ?
Karena Saudi Arabia adalah benteng terakhir
bagi Islam, dan karena di negeri itu pula
ditegakkan syariat Allah di atas asas
Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya, dan
karena di negeri itu disebarkan tauhid di
segenap penjuru bumi. Maka (negeri ini)
harus diperangi serta dilemahkan, dan
disibukkan dengan fitnah-fitnah !! (Negeri
itu) harus digoncangkan keamanannya,
karena kegoncangan kepercayaan pada
negeri itu dan menampakkannya dalam
keadaan lemah dari menjaga tempat-tempat
yang suci, benar-benar akan mencegah para
jama’ah haji dan pengunjung, serta orang
yang berumrah untuk mendatanginya. Maka
lemahlah perekonomiannya, dan tersibukkan
negeri Saudi Arabia dari kewajibannya yang
suci, yaitu melayani dua tempat suci
(Makkah dan Madinah) melayani Islam dan
kaum muslimin.
Kemudian mereka yang menuduh negeri itu
dengan kedzaliman dan kedustaan, (bahwa
negeri Saudi Arabia ) membina teroris, diri
merekalah yang bergembira dengan
perbuatan orang-orang bodoh pembunuh
dari kalangan kaum Khawarij masa kini,
maka lihatlah bagaimana mereka (orang
kafir yang menuduh negeri Saudi Arabia
membina teroris dan kaum Khawarij yang
meledakkan Al Haramain) bertemu dalam
satu sasaran dan satu tujuan, walaupun
tanpa sengaja ?!
Dan Maha benar Allah dimana Dia
berfirman.:
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan
senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah :
“Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya
jika kamu mengikuti kemauan mereka
setelah pengetahuan datang kepadamu,
maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.” [Al-Baqarah : 120]
Musuh-musuh Islam di timur dan barat
tidak meridhai, kecuali umat ini
meninggalkan agamanya sebagaimana
terkelupasnya ular dari kulitnya, baik
pemerintah ataupun rakyatnya, dan (mereka
menginginkan) umat Islam menyerupai
negeri barat baik itu akidahnya,
peradabannya, kebudayaannya dan
akhlaknya.
Dan hal ini (umat Islam meninggalkan
agamanya) “dengan izin Allah- tidak akan
terjadi selama pada kita terdapat Kitabullah
dan Sunnah nabi-Nya, dan selama pada kita
terdapat ulama rabbani yang menyuruh
berbuat baik dan melarang dari
kemungkaran, berjihad dengan lisan mereka,
jari-jemari mereka dan keterangan mereka,
mereka benamkan setiap fitnah Khawarij
dan ahli bid’ah yang sesat, dan mereka
memperingatkan dari persengkokolan
musuh-musuh Islam, menasehati para
penguasa kaum muslimin dengan cara yang
baik dan cara yang paling lurus, dengan
kelembutan dan hikmah, agar mereka dapat
membantu para penguasa melawan syaitan
dan mereka tidak membantu syaitan
melawan penguasa kaum muslimin, mereka
(para ulama itu) akan mendo’akan penguasa
kaum muslimin dengan kebaikan, dan tidak
mendoakan penguasa dengan kejelekan dan
kebinasaan.
Semoga Allah menjaga Negeri Al Haramain
khususnya dan negeri-negeri Islam secara
umum dari segala rencana-rencana jahat
yang dilakukan oleh musuh-musuh kita yang
nampak atau dari kalangan kaum muslimin
yang bersembunyi di belakang Islam. Mereka
menyangkanya- dan Allah benci dan
berlepas diri dari mereka dan amal
perbuatan mereka, dan Allah-lah meliputi
mereka semuanya tiada sesembahan yang
berhak disembah melainkan Dia dan tiada
Rabb selain Dia.
[Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi
No. 08/Th. II/1424H, 21-22. dari http ://
www.m-alnaser.com ]
Sumber: http://abusalma.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar