Entri Populer

Rabu, 07 November 2012

Inspirasi sedekah

dapet dari milis pengusahamuslim ---> cukup
menginspirasi
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wbarakatuh
Sedikit sharing saya :
--------------
Sudah setahun lebih, setiap hari saya
kedatangan seorang “tamu” penjual telur ayam
kampung. Kadang-kadang ia datang bersama
dengan anak bungsunya,kadang-kadang dengan
cucunya. Namun lebih sering ia datang sendiri.
Begitupun,kadang-kadang ia datang pagi hari,
namun tak jarang ia datang di sore hari setelah
telur dagangannya habis terjual. Jangan
bayangankan ia membawa puluhan lusin telur.
Karena tubuhnya cukup renta dimakan oleh
kemiskinan dan usia yang hampir 60 tahun,ia
hanya mampu membawa 2-3 lusin telur. Ia
menjual 2 ribu rupiah pertelur. Bisa dihitung
pendapatannya jika seluruh telur yang
dibawanya habis terjual. Oya, jangan lupa
kurangi modal belinya yah.
Kedatangannya setiap hari ke rumah bukan
karena ia ingin menawarankan dagangannya.
Namun, karena “status” saya sebagai bendahara
pembangunan mesjid di komplek kami.
Setiap hari Ibu Penjual Telur menitipkan uang
untuk sumbangan pembangunan mesjid. Ketika
disarankan untuk memasukkan ke kotak amal di
mesjid saja,
“Malu Bu, kalau keliatan orang. Saya cuma
mampu nyumbang 5000. Saya titip ke Ibu saja
ya” Jawabnya. Memang kotak sumbangan
mesjid tersebut terbuat dari kaca, sehingga
siapapun bisa melihat jumlah uang yang
“dicemplung”kan ke dalam kotak tersebut.
Maka tiap hari Ibu tersebut bertamu ke rumah.
Beberapa kali datang hingga 2-3 kali , namun
tidak juga ketemu saya. Menitip ke “orang
rumah”pun ia tidak mau. Lagi-lagi alasannya
malu jika ketahuan orang lain. Sehingga kami
sepakati jika ia datang dan tidak bertemu
dengan saya dirumah, maka uang sumbangan ia
simpan didalam keranjang sepeda anak saya
(yang diparkir di carport) lalu ditutupi kertas
koran.
Ritualsayapun jika bepergian dan sampai
dirumah sudah malam, maka saya selalu
menyempatkan mengecek “isi” keranjang
sepeda tersebut. Dan selalu saya menemukan
uang 5000 rupiah.
Setahun lebih pembangun mesjid berjalan,
sekarang mesjid yang megah telah berdiri
dengan sempurna. Lantai dan dindingnya
mengkilat oleh marmer. Dilengkapi beberapa
kipas angin besar sebangai pendingin udara.
Ba'da Subuh sebelum syukuran selesainya
pembangunan mesjid, saya melihat Ibu Penjual
Telur menangis tersedu-sedu dipelataran masjid.
“Bu, senang ya. Alhamdulillah, akhirnya selesai
juga pembangunan mesjid ini. Insyaa Allah
pahala Ibu mengalir selama mesjid ini berdiri”
“Aamiiinnn...” jawabnya. Namun sedu sedannya
tidak juga berhenti.
“Jangan nangis dong Bu, Ibu ngga sakit’kan?”
Tanya saya, risih juga menemani orang yang
terus menangis.
“Saya seneng mesjid ini udah jadi Bu. Tapi saya
sedih, saya tidak bisa lagi membersihkan uang
yang saya dapet tiap hari.”
“Tetangga –tetangga saya hidupnya pada enak.
Kerja kantoran atau kerja di pabrik. Jadi saya
sedekah ke mana kalau ngga ke mesjid “
lanjutnya.
Subhanallah, penghasilannya tidak seberapa.
Namun, ia sadaqahkan sebagian keuntungannya
berjualan telur karena ia menyadari pentingnya
membersihkan hartanya.
Wassalamu'alaikum warrahmatullahi
wabarakatuh,
Rinny Ermiyanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar