Entri Populer

Selasa, 12 Februari 2013

Perbedaan Angan-angan dan Harapan

Perbedaan Angan-angan dan
Harapan

November 17th, 2011 by admin

Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Ketika seseorang mengharapkan sesuatu,
dia harus mengetahui bahwa harapannya
itu akan berkonsekuensi pada tiga hal:
1. Mencintai apa yang ia harapkan.
2. Ia merasa khawatir tidak
mendapatkan apa yang ia harapkan.
3. Ia berusaha untuk mendapatkan apa
yang diharapkan dengan segala
kemampuannya.
Harapan yang tidak disertai satupun dari
tiga hal di atas maka itu hanya angan-
angan belaka. Harapan dan angan-angan
adalah dua perkara yang berbeda. Setiap
orang yang mengharapkan sesuatu maka
pada dirinya akan muncul perasaan takut
kehilangan apa yang ia harapkan, akan
berusaha menempuh jalan untuk
mendapatkan apa yang ia harapkan. Bila
takut kehilangan apa yang ia harapkan
maka ia akan segera berupaya agar tidak
terluputkan dari apa yang ia harapkan.
Dalam Jami’ At-Tirmidzi disebutkan hadits
dari Abu Hurairah z ia berkata: Nabi n
bersabda:
ْﻦَﻣ َﻑﺎَﺧ ،َﺞَﻟْﺩَﺃ ْﻦَﻣَﻭ َﺞَﻟْﺩَﺃ َﻎَﻠَﺑ ،َﻝِﺰْﻨَﻤْﻟﺍ َﻻَﺃ َّﻥِﺇ َﺔَﻌْﻠِﺳ ِﻪﻠﻟﺍ
،ٌﺔَﻴِﻟﺎَﻏ َﻻَﺃ َّﻥِﺇ َﺔَﻌْﻠِﺳ ِﻪﻠﻟﺍ ُﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ
“Barangsiapa khawatir disergap musuh di
waktu sahur, dia akan menghindarkan diri
sejak awal malam. Barangsiapa yang
berusaha menyelamatkan dirinya sejak
awal, ia akan sampai kepada tempat
tinggalnya. Ketahuilah, sesungguhnya
barang dagangan Allah itu mahal.
Ketahuilah, barang dagangan Allah itu
adalah surga.”
Sebagaimana Allah l telah memberi
harapan kepada orang-orang yang
mengerjakan amal shalih, demikian pula Ia
memberi rasa takut kepada mereka. Maka
ketahuilah bahwa harapan dan rasa takut
yang bermanfaat adalah yang disertai amal
shalih. Allah l berfirman:
َّﻥِﺇ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ْﻢُﻫ ْﻦِﻣ ِﺔَﻴْﺸَﺧ ْﻢِﻬِّﺑَﺭ .َﻥﻮُﻘِﻔْﺸُﻣ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ ْﻢُﻫ ِﺕﺎَﻳﺂِﺑ
ْﻢِﻬِّﺑَﺭ .َﻥﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ ْﻢُﻫ ْﻢِﻬِّﺑَﺮِﺑ ﺎَﻟ .َﻥﻮُﻛِﺮْﺸُﻳ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ
َﻥﻮُﺗْﺆُﻳ ﺎَﻣ ﺍْﻮَﺗﺍَﺀ ْﻢُﻬُﺑﻮُﻠُﻗَﻭ ٌﺔَﻠِﺟَﻭ ْﻢُﻬَّﻧَﺃ ﻰَﻟِﺇ ْﻢِﻬِّﺑَﺭ .َﻥﻮُﻌِﺟﺍَﺭ
َﻚِﺌَﻟﻭُﺃ َﻥﻮُﻋِﺭﺎَﺴُﻳ ﻲِﻓ ِﺕﺍَﺮْﻴَﺨْﻟﺍ ْﻢُﻫَﻭ ﺎَﻬَﻟ َﻥﻮُﻘِﺑﺎَﺳ
“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-
hati karena takut akan (adzab) Rabb
mereka. Dan orang-orang yang beriman
dengan ayat-ayat Rabb mereka. Dan
orang-orang yang tidak mempersekutukan
dengan Rabb mereka (sesuatu apapun).
Dan orang-orang yang memberikan apa
yang telah mereka berikan, dengan hati
yang takut, (karena mereka tahu bahwa)
sesungguhnya mereka akan kembali
kepada Rabb mereka. Mereka itu bersegera
untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan
merekalah orang-orang yang segera
memperolehnya.” (Al-Mukminun: 57-61)
Al-Imam At-Tirmidzi dalam Jami’-nya
menyebutkan hadits dari ‘Aisyah x, ia
berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah n
mengenai ayat ini. Aku berkata: “Apakah
mereka adalah orang yang meminum
minuman keras, berzina, dan mencuri?”
Rasulullah n menjawab:
َﻻ ﺎَﻳ َﺖْﻨِﺑ ،ِﻖﻳِّﺪِّﺼﻟﺍ ُﻢُﻬَّﻨِﻜَﻟَﻭ َﻦْﻳِﺬَّﻟﺍ َﻥﻮُﻣﻮُﺼَﻳ َﻥﻮُّﻠَﺼُﻳَﻭ
،َﻥﻮُﻗَّﺪَﺼَﺘَﻳَﻭ َﻥﻮُﻓﺎَﺨَﻳَﻭ ْﻥَﺃ َﻻ َﻞَّﺒَﻘَﺘُﺗ ،ْﻢُﻬْﻨِﻣ َﻚِﺌَﻟﻭُﺃ َﻥﻮُﻋِﺭﺎَﺴُﻳ
ﻲِﻓ ِﺕﺍَﺮْﻴَﺨْﻟﺍ
“Tidak wahai putri Ash-Shiddiq. Mereka
adalah orang-orang yang berpuasa, shalat,
bersedekah. Namun mereka khawatir
kalau amalan yang mereka lakukan itu
tidak diterima oleh Allah. Mereka itu orang
yang sebenarnya berlomba-lomba berbuat
amal kebaikan.”
Allah l telah menyebutkan sifat orang-
orang yang bahagia dengan ihsan (berbuat
baik) yang disertai khauf (khawatir).
Sebaliknya, Allah l menyebutkan sifat
orang-orang yang sengsara dengan
berbuat keburukan yang disertai perasaan
aman.
(Diambil dari Ad-Da`u wad Dawa` karya
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah hal. 46,
diterjemahkan oleh Al-Ustadz Abu
Muhammad Abdul Jabbar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar