Epic Jakarta
Journey part 3 : Sebuah harapan itu bernama Anak Sholeh dan sholehah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang hamba
meninggal maka terputuslah amalannya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, atau anak salih yang mendoakan kebaikan bagi orang tuanya.” (HR.
Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam al-Irwa’, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad,
hal. 45)
Sore itu
tepatnya, Setelah silaturahim ke rumah Budhe di Depok naik Commuter Line, ane
inisiatif, beli tiket untuk balik ke Solo. Dari juanda, ane naik busway ke
Gambir. Sesampai di sana, ane langsung ke bagian ticketing, awalnya sempat
salah loket kemudian pindah ke loket yang benar. Awalnya ane nulis form sesuai
dengan KTP untuk membeli tiket tersebut. Well, setelah itu, ane antri beli
tiket. Ketika antri, ada seseorang yang bertanya tentang loket pembelian tiket,
beliau bernama Pak Mustofa. Ternyata tujuan kami sama Solo, Cuma bedanya, saya
berangkat pagi, beliau malamnya.
Bapak
Mustofa ini seorang muslim taat, beliau bekerja di koperasi di salah satu BUMN
di kaltim. Setelah beliau bercerita, ane jadi salut ama beliau. Beliau ke solo
itu bukan liburan atau tugas ternyata, tetapi mencarikan pondok pesantren untuk
putra pertama beliau yang berusia 11 tahun. Beliau memiliki 5 anak, qadarullah,
salah satu anaknya sudah meninggal ketika kecil. Jadi sekarang yang masih hidup
ada 4 , yang tertua berusia 11 tahun, yang berusia termuda 3 tahun. Ketika itu
beliau bercerita bahwa anak merupakan asset beliau ke surga kelak Insya Allah,
oleh karena itu, beliau memutuskan agar anak-anaknya masuk ke pondok pesantren
yang intensif dalam pendidikan agamanya agar putra-putrinya bisa menjadi anak
yang sholeh dan sholehah. Apalagi dalam menghadapi realitas dunia ini yang
tentunya banyak fitnah, sehingga pendidikan lebih utama. Sesuai intro cerita
ini, Beliau mengingatkan kepada saya tentang sebuah hadis dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang hamba
meninggal maka terputuslah amalannya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, atau anak salih yang mendoakan kebaikan bagi orang tuanya.” (HR.
Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam al-Irwa’, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad,
hal. 45)
Bapak
Mustofa juga sering mengikuti kajian ilmu di kaltim maupun datang ke kajian
para syaikh di Bantul. Di tengah zaman modern ini, biasanya sebagian masyarakat
pengin anak-anaknya sekolah di International school, sekolah umum bonafide,
atau yang lain, masih ada segelintir masyarakat yang tetap memilih pondok
pesantren sebagai sekolah putra putrinya. Hal ini sangat positif sebagai sebuah
pembelajaran bagi saya pribadi ke depan untuk melangkah ketika berkeluarga
kelak Insya Allah. Well. Semoga rangkaian epic ini bisa bermanfaat terutama
bagi diri sendiri dan pembaca….jika ada yang salah, sy minta maaf….
Konohagakure 15-10-2012
Regards
FWH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar