Entri Populer

Senin, 20 September 2010

Belajar ikhlas dan sabar dari Mama dan Nenek


                Hari Minggu kemarin, saya dan Ibu saya tiba di sebuah rumah sakit di purworejo. Kami menjenguk nenekq yang sedang sakit. Di situ saya selalu teringat tentang pentingnya kesehatan. Ya, 2 nikmat yang kadang kita lupakan, yaitu nikmat sehat dan waktu luang. 2 nikmat yang senantiasa mengingatkan kepada diriq untuk selalu mensyukuri atas apa yang Allah berikan.
              
               Setiap orang pasti menghadapi berbagai ujian baik berupa kesedihan atau kesenangan,Ujian itu ternyata sebagai pelajaran bagi kita untuk memperbaiki diri kita untuk lebih bersyukur kepada-Nya.Ada 2 inspirasi yang saya dapat ketika menunggu nenek di RS kemarin. Pertama, saya senantiasa belajar dari nenek saya meski sekarang beliau mengalami sakit, untuk berjalan, mandi, dan aktivitas sekarang harus dibantu orang lain. Beliau tetap bersabar dengan ingin memiliki semangat untuk sehat dan sembuh. 1 hal kawan, meskipun beliau sedang diuji dengan sakit, Sholat 5 waktu, Alhamdulillah, beliau senantiasa melakukan meski sekarang di kursi roda. Beliau juga senantiasa membaca Al Qur'an secara rutin, subhanallah, ingatan beliau masih baik meski usia udah 80 tahun ke atas. Beliau selalu menasehati saya untuk berdoa kepada Allah, mengingatkan untuk sholat jama'ah di masjid, dan satu lagi membaca Al Qur'an secara rutin. Beliau tetap tegar seperti Alm. kakek saya yang hampir sama dengan nenekq, seseorang yang jujur, bersahaja, dan istiqomah

                 Kedua,saya diceritakan ibu, gmana saat ibu menunggu adik saya yang ketika itu masih kelas 2 SD (ketika itu sy masih kelas 4 SD, tapi adik sy sekarang, 1 tahun di belakang saya, karena akselerasi pendidikan) harus mengalami operasi usus buntu. Ya, seorang anak kecil dioperasi usus buntu rasanya berat (coz beberapa bulan lalu sy pernah menjenguk teman kuliah yg menjalani operasi usus buntu), rasanya sedih melanda ibuq, tapi beliau menahan rasa sedih itu di dalam hati, dia tidak menangis. karena ibuku berjanji ke adikq untuk tidak menangis. "Kalo mama nangis, ntar aq nangis lho" itulah perkataan adikq kepada ibu. Ya, ketika itu, dalam waktu seminggu sebelum operasi, ibuku belum bisa tidur nyenyak menunggu adikq di RS,bahkan beliau kadang tidak tidur selama 1 minggu, beliau senantiasa berdoa memohon kesembuhan adikq. Alhamdulillah, operasi usus buntu itu berhasil,habis operasi kata ibuq, tetangga dan saudaraku menangis, dan ibuku tetap tegar tidak menangis karena udah janji sama adik. Subhanallah, setelah itu, adikq pernah bilang ke ibuq, " kalo besar, adik mau jadi dokter anak ,Ma", alhamdulillah, ternyata itu doa, adikq sedang menempuh pendidikan dokter, semoga cita-citanya bisa tercapai, Insya Allah.

                 Ya, saya belajar dari nenek dan  ibuku yang tetap tegar ketika menghadapi ujian dari Allah, satu hal bahwa  apa yang diberikan Allah kepada kita menjadi suatu hal yang bisa mengangkat derajat kita di hadapan-Nya. Kesabaran terhadap suatu penantian, Insya Allah akan mendapat hasil terbaik dari Allah......

Terkadang hidup emang berat
membuat kita hampir menyerah
tapi aku percaya Engkaulah Pelindungku dan Penciptaku
sabarkan hatiku , kuatkan imanku
berkahi aku dan keluargaku dengan rahmat-Mu
Allah Kaulah cintaku....
(kutipan dari film sang pencerah)

#tulisan ini saya persembahkan untuk Mama dan nenek saya (semoga cepat sembuh nek, Insya Allah, syafakallah)

terinspirasi  19 september 2010 di RS Muhammadiyah Purworejo
diselesaikan 20 september 2010 jam 13.53 di karanganyar
FWH
www.hersantolife.blogspot.com

3 komentar:

  1. ciee.. blog baru nih ceritanya..
    mau jadi penulis beneran niih??
    :D

    BalasHapus
  2. Insya Allah, kun...sy mau buat buku kayak KCB dan sang pencerah...judule sang pioner, ha..h.a..tunggu cerita seru sy, di tnah rantau, Insya Allah2 bulan lagi,amin...mksy kun udah mengunjungi

    BalasHapus
  3. aamiin..
    moga tercapai cita2nya :)
    oia, jgn lupa juga kunjungi blog aku yoo :D
    hihihi..

    BalasHapus