Entri Populer

Jumat, 08 Oktober 2010

Lagi: Inspirasi Pergaulan Ikhwan dan Akhwat (muhasabah diri)

 Muhasabah diri, dan bahan introspeksi diri, saya ambil di situs :
http://maulsyahidah.wordpress.com/2010/06/09/lagi-inspirasi-pergaulan-ikhwan-dan-akhwat-1/#comment-137


Jika Kau Tak Ingin Patah Hati,
Jika Kau Ingin Cinta Sejati,
Pastikan Kau Selalu Bersama Ridho Illahi,,,,
Inilah kesimpulan saya setelah membaca tuntas buku Laa Tahzan for Broken Hearted Muslimah, sebuah buku yang merupakan kompilasi apik berisi tentang pengalaman muslimah dari penjuru nusantara tentang kisah patah hatinya terhadap makhluk bernama laki-laki dan hikmah yang mereka jadikan pijakan hidup untuk meraih cinta Allah yang pasti. Kompilernya (maksudnya,,yang mengkompilasi), siapa lagi kalo bukan mbak Asma Nadia.
Hampir sama dengan buku Catatan HAti Seorang Istri, pengamalaman-pengalaman unik ini menghadirkan keterkejutan-keterkejutan sendiri bagi saya yang membaca. Menghadirkan beribu makna muhasabah dan semakin mengasah sensitivitas terhadap fenomena sosial yang mulai banyak berkembang.
Buku ini mejadi menarik untuk dikaji fenomena sosialnya, mengingat pengalaman yang ditulis oleh para muslimah ini beragam. Mulai dari muslimah yang mencoba untuk bertahan pada jalan lurusnya, muslimah yang menemukan hdayahnya melalui kisahnya, hingga pengalaman muslimah yang notabene sudah ada cap sosial “akhwat aktivis”. Terakhir ini yang bikin saya tergelitik untuk menulis catatan ini.
Tulisan ini saya berikan khusus kepada diri saya sendiri dan juga kepada teman-teman muslimah dimanapun antuna berada. Tapi tidak menutup kemungkina bagi para ikhwan (saudara laki-laki) utuk membacanya sebagai referensi tambahan ketika beriteraksi dengan makhluk bernama akhwat

Semuanya Bermula dari Interaksi
Sebagai manusia umumnya, interaksi adalah sarana untuk mencapai kebutuhan yang kita inginkan. Kita pengen pinjem sesuatu,,berinteraksi dg orang yang punya barang yang dimaksud, kita mau beli sesuatu, interaksi dengan penjual yang bersangkutan.
Interaksi, tak akan pernah bisa dihindari. Apalagi sistem organisasi yang menjadikan kita cukup intens untuk berinteraksi dengan makhluk bernama laki-laki-sebut saja ikhwan-biar singkat. Adab pergaulan ikhwan akhwat harus jadi pathokan.
Jujur, hal ini gampang-susah-gampang. Secara tidak sadar, komunikasi yang awalnya sebaga partner kerja, berubah menjadi komunukasi sosial. Sangat susah untuk bisa mengatur hal ini dalam waktu yang sama. Apalagi, kalau punya cerita masa SMA bareng alias konco cilik. Bisa dipastikan, walaupun dalam kerja, bahasa komunikasi yang digunakan adalah bahasa konco dhewe. Nggak masalah sebenarnya, sepanjang dalam koridor yang penting dan orientasi kerjaan.
Tapi, biasanya komunikasi sosial yang tidak sehat akan berlanjut kepada hal-hal yang tidak penting untuk dikomunikasikan. Misal..(kalau ada yang merasa pernah seperti contoh-contoh dibawah ini, anggap saja sedang bagi-bagi ilmu ^^’ semoga pahalanya juga buat antum)
Tiba-tiba pukul 23.00 tahun 2004
Wah,ane lagi di Goa ……. Nih, lagi bareng sama anak-anak pramuka nyusurin goa. Subhanallah,,….bla..bla..bla…”
Aneh…ngapain juga malam2 gini sms ginian, gak penting kirain apa. Waktu itu, saya coba sms tanggapan sekali, sebagai tanda menghormati. Tapi kayaknya salah deh,,,truss ms lagi, lupa apa isinya, intine masih bahas hal yang sama,,mengin-mengini untuk berada di sana. Waktu itu ada temen akhwat juga di sebelah saya. Akhirnya qt balas dg cut,soale kalo dinikmatin emang enak. Apalagi Cuma sms an berdua. Hiiiyy..
“Woi,,sms gak penting. So what gitu loh….Udah hampir tengan malam pula” (heheh,,,galak pisan)
Dan akhirnya,,,si ikhwan sadar:
“Afwan…”
Sms pun berakhir…..fiiiuuuhhh…..
Pernah juga sekian lama tak bertemu dan bertegur sapa dengan seorang teman. Ketemu di walimahan temen yang juauh di Jawa timur sono. Pas ketemu di tempat walimahpun hanya tegur sapa ala kadarnya. Pas saya di bus perjalanan pulang,,,,,ada sms masuk (tidak seperti aslinya, sudah saya translate dalam bahasa Indonesia, dan tidak setekstual aslinya. Tapi artinya sama)
“Assalaamu’alaikum. Dah nyampe mana, nih? Naik apa? Tadi pas makan taklihat nambah berkali-kali. Awas lho, nambah ****”
Walopun hati saya langsung berteriak: “ra penting!!!!”, tapi lagi-lagi akhwat ya,,merasa gak enak dan berusaha untuk meghormati dulu. Saya balas dg balasan ala kadarnya dan sedikit membalas gurauannya. Eeehh,,,ternyata malah lanjut. Akhirnya setelah sms ketiga,,saya cut (lupa bahsane, intine aluusss,,banget):
“Afwan pak, hanya mengingatkan, ketoke wet mau sms ra penting deh. Saya udah mulai gak nyaman, nih. Afwan ya…”
Dan Alhamdulillah,,,,
“Iya, afwan. Jazakillah sudah diingatkan.”
Duuhhh,,,sambil nulis ini,,,saya *dleweran tangis*. Ini hanyalah sebagian kecil yang saya cut. Selebihnya,,lebih banyak sms yang tidak saya cut, bahkan mungkin saya nikmati. Astaghfirullaahal’adzim….T.T Maafkan hamba, yaa RAbb…..
Semoga contoh-contoh ini bs jadi contoh real yang dipahami. Bahwa sering kita terpelosok di interaksi yang berlebihan. Bahkan mungkin akhirnya sampai-sampai,,,teman-teman di sekitar kita menganggap kita tahu segala hal tentang salah seorang ikhwan. Dia lagi di mana, kerja di mana, sehat apa sakit, bagaimana aktivitas da’wahnya, kapan pulang..dsb. Dan kalau kita ternyata tahu semua jawaban pertanyaan itu,,,astaghfirullaaha’adzim…… (cry)
Saya pernah menyampaikan contoh-contoh ini sewaktu mengisi kajian bertema “Cinta” di Saturday Sonten-nya Sm@rt Syuhada. Ternyata,,banyak memang, baik ikhwan maupun akhwat yang tidak sadar bahwa komunikasi semacam iu sudah di luar batas normalnya interaksi ikhwan da akhwat.
Mari saling mengingatkan…..

Ingatlah Bahwa Akhwat juga Manusia
Sehebat apapun akhwat, segalak apapun dalam kerja organisasi, tetap saja dia dibuat dari tulang rusuk laki-laki. Tetap saja hatinya lembut selembut kapas. Kena air aja dikit, mimpes..wkwk..wat..akhwat maap ye. Sadarlah bahwa ada fitroh yang seperti itu (menasihati diri sendiri..T_T). Pun sampai ketika ikhwan-ikhwan sudah tidak menganggapmu sebagai akhwat lagi dan menganggapmu sebagai ikhwan berwujud akhwat (doohh,,,jadi menohok diri sendiri.teganya, mereka berkata begitu padaku). Tetap saja, Allah menganugerahi segala hal tentang perempua, padamu, Akhwat.
Ikhwan yang berinteraksi dengan akhwat macam begini (emangnye barang?), juga jangan adhem ayem. Mentang2 iso dijak taekwondo n pecicilan, njuk tidak memperhatikan aspek ini. Seenaknya interaksi dengan hal-hal yang gak penting. Kalau gayung bersambut piye jal? (puas?). Tetap kembali, bahwa akhwat tetap akhwat, apa pun tampilannya :D
Misalnya nih, bagi ikhwan, sekedar mengirim sms:
“Assalaamu’alaikum, ukht. Gimana kabarnya? Katanya besok ada reunian ya? Bla..bla,,,bla,,,”
Sepengetahuan saya, biasane tuh ikhwan cuma ngarah mudahnya aja. Biasanya tanya yang begituan ke sesama ikhwan, balasnya lamaaaaaaaa,,,bgt. Atau mungkin gak dibalas sama sekali (ini beberapa alasan yang muncul ketika saya tanya, kenapa tanyanya ke akhwat,padahal ikhwan yang lain banyak).
Mari kita lihat dari sisi akhwat. Kalau sisi kuatnya lagi normal, sms ini akan menjadi biasa saja, dijawab dengan mudah juga, padat,singkat, dan jelas.
“Alhamdulillah baik. Ya, Insya Allah ada, tanggal 30 Juni 2010 di gedung XYZ.”
Tapi siapa yang tahu hati? Kapan dan di mana sedang lemah? Kalau sedang gak normal alias mellownya keluar,,,,sms singkat itu bisa diartikan macam-macam.
Waah,,,tanya kabarku. Waah,tanyanya ke aku, bukan yang lain,,waaahh,,jadi penasaran kabarnya skarang gimana ya? Dan akhirnya…mengalirlah sms mungkin sampe dari pagi mpe maghrib gak berhenti sms an. Dan muncullah noda itu. Harapan yang aneh-aneh gara-gara ke Ge-eR an. Duh akhwaaatt,,,,,( di sisi lain, si ikhwan hanya menganggap sms biasa aja,,tanpa tendensi apapun) :D
Pernah ada kejadian yang bikin geli dan juga gemes setengah mati (kayaknya lebay deh). Ada akhwat yang punya teman ikhwan selama 7 tahun masih aja 1 organisasi. Akhwat ini mengenal ikhwan tersebut sebagai orang yang baik kepada siapapun. Tanpa tendensi pas berbuat baik ni. Suatu saat, si akhwat ni wisuda. Dan memang, akhwat ni tidak mengundang siapapun dalam wisudanya kecuali makan-makan ba’da acara wisuda di kampus, dan speial hanya untuk teman-teman akhwat dalam lingkarannya (heheh). Tak seorangpun tahu kecuali yang diundang.
Kejadian yg bikin gemes ada disini. Ketika acara wisuda hampir selesai, ada telpon. Kirain si akhwat, dari keluarga yang udah nunggu. Ternyata si ikhwan baik ini yang telp. Tanya udah selesai belum acaranya, trus bilang kalau dia lagi ada di tempat wisuda. Detik pertama si akhwat ni kaget bukan main, masalahnya si ikhwan ni lagi KKN dan berada > 20 km dari tempat wisuda. Dengan cepat si akhwat menetralisir keadaan (hati).
“Ingat,,orangnya memang baik dan super polos dalam hal beginian. Stay cool…”
Di seberang sana, si ikhwan bilang kalau kebetulan temennya lagi wisuda dan inget hari ini si akhwat juga wisuda.
“Jangan ge-er ya” kata si ikhwan mencoba menjelaskan
“Enak aja ge-er. Diharepin datang juga enggak…Sorry ye” kata si akhwat agak nyolot, soalnya kesel abis. Gak tahu apa dia,,,,kalau yg ditelp ni akhwat. Bisa kolaps setiap saat.
Dan akhwat itu pun kembali khusyuk mendengarkan satu per satu nama wisudawan-wisudawati dipanggil hingga sms berdering:
“ntar keluarnya lewat mana” dari si ikhwan.
Si akhwat mulai gemes. Katanya, ada temen yg wisuda. Kok tetep aja nyariin. Si akhwat tetep mencoba stay cool dan membalas ra jelas ketika acara sudah bubar.
“Kayaknya si lewat timur, tapi liat-liat situasi soalnya crowded bgt” sambil komat-kamit semoga nggak ketemu,,nggak ketemu,,,plus nutup2i muka sambil nunduk-nunduk biar gak ketahuan (kok jadi serasa kayak maling aja, ni akhwat). Ada sms lagi.
“Habis turun mau ke sebelah mana?”
Hwedew,,,si akhwat tambah stress. Kendali hati siaga satu. Apa kata dunia kalau nanti pas ketemu, ada keluarga si akhwat dan cuma ada temen seorang ikhwan thil yang dateng. Bisa jadi gossip keluarga besar dan makanan empuk keluarga. Dan singkat cerita, si akhwat ni kayak maling yang dikejar-kejar satpam. Mencoba untuk bersembunyi di tengah padatnya orang-orang. Foto-foto pun jadi acara yang singkat mengingat sms bertanya “di mana sekarang?” masih juga datang. Hampir tercekik si akhwat ni menahan agar logika tetap pada jalannya dan tidak kolaps dengan kejadian hari itu. Dan akhwatpun berlari mengajak keluarganya menuju tempat makan yang sudah disepakati bersama teman akhwat satu lingkarannya. Sesi wisuda yang aneh…
Sampai di mobil, si akhwat lega. Gak ada ketemu. Gak ada kejadian yang semakin sulit untuk mengendalikan logika berjalan tetap pada tempatnya.
Dalam mobil, kekhawatiran dan dag dig dug ya si akhwat berubah menjadi kemarahan yang hampir meledakkan gunung-gunung (haha,lebay..). Tanpa menunggu lama, kemarahannya diledakkan dalam bentuk sms puannnjang untuk si ikhwan. Intinya, bahwa apa yang dilakukannya hari ini bisa bikin akhwat kolaps sekali tebas, terutama pada akhwat-akhwat yang berhati lembut. Susah payah untuk menjaga logika tetap jalan dan juga kekhawatiran fitnah yg muncul dari keluarga dan yang terpenting fitnah hati.  Dengan polosnya, sms jawabannya;
“ya afwan, ukht. Gak sengaja..bla..bla..bla…”
Si akhwat cuma dongkol setengah mati. Dasar orang baik! (hanya itu umpatannya….wkwkwk…)
Nah, akhwat, kalo kondisi tersebut menimpa kita?? ?
Benar-benar, seringkali ikhwan melakukan sesuatu tanpa tendensi. Sedangkan perasaan akhwat yang sensitive akan sangat mudah teraktivasi bahkan oleh sesuatu yang tanpa tendensi apapun. So, becareful, gals!
Bermain Api
Ini malah bermain api. Duhhh…jangan deh…..
Tema ini jadi muncul disebabkan ada ikhwan yang protes di diskusi plurk, bahwa akhwat dinilai sering main api duluan. Oh ya??
Sepanjang pengamatan saya, ya begitulah. Akhwat malah mungkin lebih agresif, apalagi kalau sudah punya rasa. Nah lho,,yang gak punya rasa aja disentil dikit bisa jadi berabe, apalagi yang model begini? Hwedewwww……
Mungkin ada akhwat yang manyun baca tulisan ini dan menolak mentah-mentah. Silakan,,mungkin antum termasuk orang yang lurus. Bersyukurlah,,,tiap kita mendambakan demikian. Bagi yang manyun karena pernah menjadi salah satu bagiannya, mari kita beristighfar. Semoga Allah melindungi kita dari tiap jerata syetan dan melindungi kita agar tidak menjadi sarana syetan menggoda hamba Allah.
Hanya dengan kejujuran yang dalam kita bisa menjawab tanya: apakah kita pernah bermain api. Dan sungguh, Allah Maha Penerima Taubat.
Salut untuk ikhwan-ikhwan yang berani berkata tidak ataupun tidak menjawab sms akhwat yang sedang “usil”. Memang perlu usaha dari kedua belah pihak untuk menghentikan ini. Karena tulisan ini dikhususkan untuk akhwat, maka pada akhwatlah kewajiban pertama untuk nge-cut interaksi yang berlebihan saya serukan. Sudah fitrahnya, wanita adalah godaan terbesar untuk laki-laki. Tapi, bukan karena alasan ini utamanya.
Hati kita lebih berharga untuk dijaga kesuciannya. Stop overload interaksi. Selalu berusaha untuk mematuhi adab-adabnya dan menjaga hijabnya.
Allaahu a’lam bishawab.
Thanks to temen-temen yang sudah saya “paksa” untuk menceritakan kembali kisahnya. Dan jazakumullah khairan katsir atas izinnya untuk men-share. Semoga jika ada kebaikan, kebaikanya datang ke antum juga.Kalau ada keburukan, semata-mata itu kekurangan penulisnya ^_^’
Kebumen, 9 Juni 2010 pukul 14.15
Astaghfirullaahal’adzim….. (tears…tears….T_T)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar